Senin, 26 Juli 2010

Masa Remaja By Cie_Dewi_Mulya_Nie in XI I.P.A 2

Aku Tatap Hari yang Berseri Penuh Arti :D Dengan Semua Asa dan Cita di Dada,,,Karena Aku. . . Remaja yang Baru Mengenal Dunia ;)))))))))  Ku Jalani Hari dengan Cinta di Hati Meski Jalanan penuh .Rintangan Berduri... Lihatlah Kawan... Jalan Kehidupan yang Terbentang... Yang haruz Kutapaki dengan Penuh Semangat.. Semangat Di Hati....  :-) Sahabat Tw Cara  Menyemangati :D

Sabtu, 17 Juli 2010

Peranan Jamu dan Obat Tradisional dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat oleh Drs. Slamet Soesilo

Pengertian

Pengobatan tradisional adalah suatu upaya kesehatan dengan cara lain dari ilmu kedokteran dan berdasarkan pengetahuan yang diturunkan secara lisan maupun tulisan yang berasal dari Indonesia atau luar Indonesia.

Obat tradisional adalah obat yang dibuat dari bahan atau paduan bahan-bahan yang diperoleh dari tanaman, hewan atau mineral yang belum berupa zat murni. Obat tradisional meliputi simplisia, jamu gendong, jamu berbungkus dan obat kelompok fitoterapi.

Penggunaan

Penggunaan obat tradisional sebaiknya pada penyakit yang memenuhi kriteria prevalensi tinggi, insiden tinggi, tersebar pada area luas, fasilitas pelayanan kesehatan yang rendah dan mudah dikenal oleh masyarakat. Penyakit yang memenuhi kriteria tersebut antara lain adalah demam, sakit gigi, sakit kepala, batuk, diarea, obstipasi, mual, penyakit kulit, cacingan dan anemia.

Penggunaan obat tradisional yang digunakan sebaiknya memenuhi kriteria mudah didapat (jika mungkin dari kebun sekitar rumah atau dapur), dikenal oleh banyak orang, proses penyimpanannya sederhana, mudah digunakan dan tidak berbahaya dalam penggunaanya.

Penyakit atau keluhan yang dapat ditanggulangi dengan tanaman obat antara lain adalah:

1. Penyakit yang dapat diobati secara kausal seperti cacingan malaria dan gigitan serangga.

2. Gejala penyakit yang diobati secara simptomatik seperti batuk, sakit kepala, demam, pegal linu, mual, diarea, sembelit, mulas, sariawan, wasir, gatal, luka baru, bisul, perut kembung, luka bakar ringan, mimisan dan sakit gigi.

3. Keadaan yang diobati secara suportif seperti jerawat, ketombe, melancarkan air susu, menghilangkan bau badan, menghitamkan rambut, menyuburkan rambut, kurang nafsu makan, pemulih tenaga sehabis bersalin, kehamilan dan anemia.

4. Penyakit yang sudah didiagnosis dokter seperti darah tinggi, kencing manis, batu ginjal, penyakit mata, batu empedu, keputihan dan sulit kencing.

Pola Penggunaan Obat

Umumnya lebih banyak masyarakat menggunakan jamu bersama-sama obat modern yaitu 52% di kalangan petani Tangerang dan 64,4% untuk petani dan nelayan di Jawa dan Sumatera Selatan. Yang hanya menggunakan jamu 28% di Tangerang (Sudibyo, 1986), 33,6% di Jawa dan Sumatera Selatan (Muchtarudin, 1976) dan 37,6% Ibu Rumah Tangga di Tapos, Jawa Barat (Sudibyo, 1990).

Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan

Dengan uji statistic, pengetahuan ibu di Tapos merupakan factor utama yang mempengaruhi penggunaan obat tradisional, disusul oleh ketersediaan dan kepercayaan. Sikap mempunyai pengaruh paling kecil pada penggunaan.

Profil Pemakai Jamu

Muchtarudin menemukan bahwa pemakai jamu lebih banyak wanita (54,6%), berumur antara 25-45 tahun, mempunyai pendidikan SD, bekerja sebagai petani atau nelayan, rumah tangga pemakai jamu di pedesaan (48,9%) lebih tinggi sedikit daripada di perkotaan (46,9%) dan hamper separuh (47,9%) anggota rumah tangga minum jamu. Di Tapos pemakai jamu adalah Ibu Rumah Tangga yang tidak bekerja dan pernah sekolah.

Cara Pemakaian Obat Tradisional/Jamu

Konsumen banyak yang membeli daripada membuatnya sendiri. Dari yang beli 48% dibeli di warung umum, 29,4% di warung khusus dan 27% dari jamu gendong (Muchtarudin, 1976). Hal ini berbeda dengan temuan Sudibyo dimana 64,9% mempergunakan simplisia, 23,4% mempergunakan jamu bungkus dan 11,7% mempergunakan jamu gendong. Perbedaan ini disebabkan karena tempat penelitian, dimana Tapos merupakan daerah pedesaan, sedangkan penelitia Muchtarudin adalah di pedesaan dan perkotaan.

Tujuan Pemakaian

Dari kedua penelitian di atas terdapat data yang berlawanan. Muchtarudin menemukan pemakaian jamu terutama untuk menjaga kesehatan, menambah kekuatan dan kecantikan. 70,6% pemakai tidak mempercayai pemakaian hanya untuk pengobatan.

Sudibyo menemukan bahwa di Tapos 70,8% ibu mempergunakan obat tradisional untuk pengobatan dan 29,2% untuk tujuan supportif untuk kesehatan tubuh dan sesudah melahirkan. Hal yang sama ditemukan Sudibyo di Tangerang dimana 82,5% penggunaan untuk menyembuhkan dan 51,25% untuk menjaga kesehatan.

Alasan Pemakaian

Dari tiga penelitian ditemukan bahwa alasan pemakaian adalah karena manjur dan cocok, sudah merupakan kebiasaan keluarga, mudah didapat, murah, lebih yakin akan khasiat.

Frekuensi Penggunaan

Kedua peneliti menemukan bahwa yang mempunyai kebiasaan minum jamu/obat tradisional secara teratur hanya sedikit.

Sumber Jamu

Sumber untuk jamu paling banyak adalah warung umum, kemudian warung khusus, baru jamu gendong.

Peranan

Pada tingkat rumah tangga pelayanan kesehatan oleh individu dan keluarga memegang peran utama. Pengetahuan tentang obat tradisional dan pemanfaatan tanaman obat merupakan unsure penting dalam meningkatkan kemampuan individu/keluarga untuk memperoleh hidup sehat.

Di tingkat masyarakat peran pengobatan tradisional termasuk peracik obat tradisional/jamu mempunyai peranan yang cukup penting dalam pemerataan pelayanan kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Namun demikian, agar berbagai upaya pengobatan tradisional tersebut dapat benar-benar berhasil guna dan berdaya guna serta untuk mencegah timbulnya dampak akibat upaya pengobatan tradisional, maka perlu adanya upaya pembinaan yang sistematis dan berkesinambungan.

Kebijakan peningkatan peran pengobatan tradisional dalam system pelayanan kesehatan, dapat disarikan sebagai berikut:

1. Pengobatan tradisional perlu dikembangkan dalam rangka peningkatan peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan primer.

2. Pengobatan tradisional perlu dipelihara dan dikembangkan sebagai warisan budaya bangsa, namun perlu membatasi praktek-praktek yang membahayakan kesehatan.

3. Dalam rangka peningkatan peran pengobatan tradisional, perlu dilakukan penelitian, pengujian dan pengembangan obat-obatan dan cara-cara pengobatan tradisional.

4. Pengobatan tradisional sebagai upaya kesehatan nonformal tidak memerlukan izin, namun perlu pendataan untuk kemungkinan pembinaan dan pengawasannya. Masalah pendaftaran masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

5. Pengobatan tradisional yang berlandaskan pada cara-cara organobiollogik, setelah diteliti, diuji dan diseleksi dapat diusahakan untuk menjadi bagian program pelayanan kesehatan primer. Contoh dukun bayi, tukang gigi, dukun patah tulang. Sedangkan cara-cara psikologik dan supernatural perlu diteliti lebih lanjut, sebelum dapat dimanfaatkan dalam program.

6. Pengobatan tradisional tertentu yang mempunyai keahlian khusus dan menjadi tokoh masyarakat dapat dilibtkan dalam upaya kesehatan masyarakat, khususnya sebagai komunikator antara pemerintah dan masyarakat.

Upaya kesehatan di Indonesia dikembangkan berdasarkan pola upaya kesehatan Puskesmas, peran serta masyarakat dan rujukan kesehatan. Peran serta masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu proses agar masyarakat makin mampu untuk menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan, baik yang dilakukan diantara masyarakat sendiri atau membantu pemerintah.

Arah Pengembangan Di Masa Datang

Pembangunan kesehatan dewasa ini serta di masa datang berpedoman kepada Sistem Kesehatan Nasional. Dalam system ini ditekankan bahwa pengobatan tradisional yang berhasil guna dan berdaya guna akan dibina, dibimbing dan dimanfaatkan untuk pelayanan kesehatan, sedangkan pengawasan terhadap penyalahgunaan yang merugikan masyarakat secara bertahap ditingkatkan.

Demikian pula dalam Rencana Pokok Program Pembangunan Jangka Panjang bidang Kesehatan (RP3JPK) ada beberapa hal pokok yang ditekankan sehubungan dengan upaya pengobatan tradisional, sebagai berikut:

1. Pembinaan dan pengarahan yang baik tentang cara berobat secara tradisional perlu dilaksanakan terus-menerus.

2. Selain ketiga aspek pengembangan di atas, semua program upaya kesehatan tradisional akan lebih diutamakan pada peningkatan mutu pengobatan dan pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat pedesaan.

Sumber: Agoes,Azwar dan Jacob.1992.Antropologi Kesehatan Indonesia Jilid 1.Jakarta:Buku Kedokteran EGC.

'Mariah Carey - Hero'


There's a hero if you look inside your heart
You don't have to be afraid of what you are
There's an answer if you reach into your soul
And the sorrow that you know will melt away

R: And then a hero comes along
With the strength to carry on
And you cast your fears aside
And you know you can survive
So when you feel like hope is gone
Look inside you and be strong
And then you'll finally see the truth
That a hero lies in you

It's a long road when you face the world alone
No one reaches out a hand for you to hold
You can find love if you search within your self
And the empitiness you felt will disappear

Back to R

# Lord knows dreams are hard to follow
But don't let anyone tear them away
Hold on, there will be tomorrow
In time you'll find the way

Back to R

Teori Penyakit dan Sistem Perawatan Kesehatan

Suatu sistem teori penyakit meliputi kepercayaan-kepercayaan mengenai cirri-ciri sehat, sebab-sebab sakit, serta pengobatan dan teknik-teknik penyembuhan lain yang digunakan oleh para dokter. Sebaliknya suatu sistem perawatanb kesehatan memperhatikan cara-cara yang dilakukan oleh berbagai masyarakat untuk merawat orang sakit dan untuk memanfaatkan “pengetahuan” tentang penyakit untuk menbolong si pasien. Sistem-sistem teori penyakit berkenaan dengan kausalitas, penjelasan yang diberikan oleh penduduk mengenai hilangnya kesehatan, dan penjelasan mengenai pelanggaran tabu, mengenai pencurian jiwa orang, mengenai gangguan keseimbangan antara unsure panas-dingin dalam tubuh, atau kegagalan immunologi organ manusia terhadap agen-agen pathogen seperti kumanb-kuman dan virus. Dengan demikian, suatu sistem teori penyakit merupakan suatu sistem ide konseptual, suatu konstruk intelektual, bagian dari orientasi kognitif anggota-anggota kelompok tersebut. Hal itu berkenaan dengamn klasifikasi, penjelasan, serta sebab dan akibat. Semua sistem penyebab penyakit sebagian terbesar bersifat rasional dan logis, dalam arti bahwa teknik-teknik penyembuhan merupakan fungsi dari, atau berasal dari, suatu susunan ide konseptual yang khusus tentang sebab-sebab penyakit. Sistem-sistem kausalitas penyakit hanya dapat dipandang sebagai suatu yang rasional oleh masyarakat lain, yang percaya bahwa premis yang mendasari penjelasan itu seluruhnya atrau sebagiannya bertentangan dengan fakta.

Suatu sistem perawatan kesehatan adalah suatu pranata sosial yang melibatkan interaksi antara sejumlah orang, sedikitnya pasien dan penyembuh. Fungsi yang terwujudkan dari suatu sistem perawatan kesehatan adalah untuk memobilisasi sumber-sumber daya pasien, yakni keluarganya dan masyarakatnya, untuk menyertakan mereka dalam mengatasi masalah tersebut. Suatu sistem perawatan kesehatan jelas mereflesika sifat logis dan filsafat dari sistem penyebab penyakit yang terkait dengannya, sistem penyebab penyakit banuak menentukan keputusan-keputusan yang diambil dan tindakan yang diambil oleh para pelaku dalam adegan yang terjadi di kamar sakit. Namun kedua sistem itu, meskipun dekat, tidaklah sama. Bagi keperluan analisis, keduanya dapat dipisahkan, dan cirri-ciri maupun fungsinya masing-masing dapat dipelajari sendiri tanpa penjelasan dari yang lainnya. Masing-masing dari kedua sistem itu mengisi fungsi-fungsi khusus diluar jangkauan peran gabungan mereka dalam perawatan bagi yang sakit.

Perbedaan antara sistem teori penyakit dengan sistem perawatan kesehatan bermanfaat dari berbagai alasan. Disatu pihak, perbedaan itu mrmbantu kita untuk melihat dengan lebih jelas kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari keseluruhan sistem medis. Kini “sistem medis Amerika” banyak dikritik dan banyak orang beralih ke bentuk-bentuk “Alternatif” dari perawatan medis untuk memenuhi kebutuhan klinis dan psikologis mereka. Walaupun kami mengakui konsekuensi iatrogenik dari tindakan-tindakan klinis dan kesalahan dalam poenilaian yang tak dapat dihindarkan, bahkan pada praktek-praktek kedokteran yang paling ahli sekali pun,kami percaya bahwa sejauh ini, dalam ukuran tertentu, kritik-kritik tersebut lebih mencerminkan ketidakpuasan terhadap perawatan kesehatan daripada dari segi pengobatan klinisnya.

Perbedaan antara sistem teori penyakit dan sistem perawatan kesehatan juga memiliki keuntungan-keuntungan dalam situasi tindakan-tindakan tertentu: Perbedaan itu memungkinkan kita untuk mengatasi secara lebih bijaksana, lebih peka, tantangan dalam memperkenalkan perubahan dalam praktek medis di kalangan penduduk yang sebelumya hanya mengenal sistem-sistem tradisionalnya belaka. Dalam masyarakat-masyarakat semacam itu kita menemukan bahwa ide tradisional mengenai penyebab penyakit sering masih bertahan, lama setelah inoivasi perawtan kesehatan Barat mkin menarik perhatian. Namun anggota-anggota masyarakat semacam itu sering menghadapi dilemma; Konflik antara kepercayaan mereka mengenai kesehatan yang telah tertanam secara mendalam dengan fakta yang jelas tentang keberhasilan para dokter dalam mengobati banyak penyakit. Banyak petugas kesehatan merasa bahwa praktek-praktek kesehatan yang baik harus didasarkan pada pemahaman teori-teori ilmiah yang melandasi praktek-praktek tersebut. Namun hal itu tidak senantiasa demikian, dan terdapat bukti-bukti kuat bahwa dalam berbagai masyarakat yang sedang berkembang, kemampuan dokter untuk mengintegrasikan kembali sistem-sistem yang kontras tersebut. P[ada kebudayaan-kebudayaan yang berbeda menjadi satu unit yang dapat hidup berdampingan, sangat membantu pekerjaanya. Pasangan Leighton telah menunjukkan bagaimana sintesis dari sistem-sistem yang kontras itu meningkatkan kesehatan di kalangan penduduk Navaho. “Jika seorang Indian diberi tahu harus minum tablet setiap hari, barang kali ia akan mengunyah beberapa tablet sekaligus kemudian melupakannya. Namun bila ia diberi tahu bahwa ”Obatnya yang berwarna hijau berasal dari daun tanaman Foxglove, dan bahwa tubuhnya senantiasa memerlukannya, seperti halnya pikirannya memerlukan lagu yang indah, dan bahwa ia harus memakannya setiap pagi dalam kehidupannya di saat sinar pagu pertama nampak di ufuk Timur dapat dipastikan bahwa cara instruksi yang demikian lebih besar kemungkinannya untuk dituruti” (Leighton dan Leighton 1941: 523)

Sumber: Foster.1986.Antropologi Kesehatan.Jakarta:Universitas Indonesia.

Rabu, 07 Juli 2010

Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

1. Penyebab Penyakit

Salah satu penyebab penyakit adalah mikroba. Mikroba yang menimbulkan penyakit disebut kuman penyakit. Beberapa kuman penyakit diantaranya yaitu: bakteri, virus, jamur dan protozoa.

Orang-orang yang berjasa dalam penemuan-penemuan baru tentang kuman penyebab penyakit antara lain: Robert Koch dan Louis Pasteur.

Bakteri.

Bakteri terdapat di mana-mana. Di udra, di tanah, di dalam air dan sebagainya. Ukuran bakteri sangat kecil, tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Berkembang biak sangat cepat, hamper setiap 20 menit bakteri berkembang biak. Bila lingkungan tidak menguntungkan bakteri akan membentuk spora. Spora berdinding sangat keras sehingga tahan terhadap pengeringan, air mendidih dan penyinaran radioaktif. Ada beberapa bakteri yang mengeluarkan racun yang disebuit toksin.

Beberapa bakteri penyebab penyakit (bakteri patogen) ialah:

a. Vibrio comma yang menyebabkan penyakit perut kolera.

b. Salmonella thyposa yang menyebabkan penyakit perut tikus.

c. Shigella dysenteriae yang menyebabkan penyakit perut disentri.

d. Mycobacterium tuberculosi yang menyebabkan penyakit TBC.

e. Mycobacterium leprae yang menyebabkan penyakit lepra atau kusta.

Tidak semua bakteri selalu merugikan, ada juga beberapa jenis bakteri yang menguntungkan.

Virus.

Virus belum dapat dimasukkan ke dalam golongan hewan ataupun tumbuhan. Virus hanya dapat hidup di dalam jaringan hidup. Pada umumnya virus menyerang organ-organ tertentu misalnya virus influenza menyerang hanya organ kerongkongan dan hidung manusia, virus trachoma menyerang hanya organ mata dan sebagainya.

Virus menimbulkan penyakit dengan cara menyerang sel-sel hidup dan bila keluar dari jaringan hidup akan mati. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus: cacar, gila anjing, polio, gondongan, influenza, trachoma.

Jamur

Beberapa penbyakit yang disebabkan oleh jamur antara lain ialah: penyakit kulit (panu) dan penyakit organ mulut pada manusia.

Protozoa

Ada beberapa hewan protozoa yang menyebabkan penyakit yang berbahaya pada manusia, antara lain ialah:

Entamoeba dysentriae penyebab penyakit disentri amoeba.

Plasmodium penyebab penyakit malaria.

Trypanosoma gambiense penyebab penyakit tidur.

Giardia lamblia penyebab penyakit diare.

Selain mikroba ada beberapa cacing yang dapat menyebabkan penyakit cacingan, antara lain: cacing pita, cacing tambang, cacing kremi, cacing hati, dan lain-lain.

Cara Penyebaran Penyakit.

Kuman penyakit dapat masuk ke dalam tubuh seseorang melalui beberapa cara yaitu:

1. Melalui kontak dengan penderita.

Penyakit yang dapat menular karena kontak dengan penderita ialah: penyakit cacar, campak dan beberapa jenis penyakit kulit dan penyakit kelamin.

2. Melalui pernapasan dan ludah.

Penyakit yang dapat menular karena pernapasan dan ludah ialah penyakit influenza dan penyakit TBC.

Bila seseorang menderita penyakit influenza maka hembusan nafasnya akan mengeluarkan uap lembab yang mengandung kuman-kuman penyakit dan apabila orang lain menghirup udara yang mengandung kuman penyakit itu maka akan terserang penyakit influenza. Ludah yang dikeluarkan oleh penderita TBC mengandung kuman-kuman penyakit TBC dan bila mongering akan diterbangkan oleh angin dan terhirup oleh orang lain.

3. Melalui perantara hewan.

Ada beberapa jenis penyakit yang ditularkan melalui hewan seperti lalat Tsetse menyebarkan penyakit tidur, nyamuk Anopheles menyebarkan penyakit malaria, nyamuk Aedes aegypti menyebarkan penyakit demam berdarah.

http://waspadamedan.com : Senin, 12 April 2010

4. Melalui makanan dan minuman

Makanan dan minuman akan tercemar bila dihinggapi oleh hewan-hewan pembawa penyakit atau debu yang mengandung kuman-kuman penyakit. Seperti penyakit tyfus disebarkan melalui makanan dan minuman.

  1. Pencegahan Penyakit

Secara alami di dalam tubuh terdapat alat-alat untuk menolak masuknya kuman-kuman penyakit atau benda asing lainnya. Alat-alat tersebut adalah alat-alat pertahanan tubuh seperti kulit, rambut di dalam hidung, air mata, asam klorida di lambung, sel darah putih dan antibodi. Antibodi adalah suatu zat yang akan menyerang benda asing (antigen) yang masuk ke dalam tubuh kita. Bila alat-alat pertahanan tubuh kita kuat maka kuat pula kita untuk mencegah masuknya kuman-kuman penyakit. Oleh karena itu pencegahan yang paling baik adalah dengan menguatkan daya tahan tubuh kita. Dengan daya tahan tubuh yang sempurna, maka tubuh akan kebal (imun) terhadap penyakit. Kekebalan ini dapat ditimbulkan dan dilatih dengan cara:

a. Vaksinasi

Penemu vaksinasi adalah Edward Jenner (1749-1823) seorang dokter Inggris.

Dia sengaja membuat seorang anak sakit cacar dengan cara memasukkan kuman cacar sapi (tidak berbahaya). Luka hanya terjadi pada tempat dimasukkannya kuman cacar tadi. Setelah sembuh dari luka maka anak tersebut menjadi kebal terhadap penyakit cacar manusia yang berbahaya. Dengan dimasukkan kuman cacar sapi maka akan terbentuk antibody sehingga bila vius cacar menyerang, antibody telah siap untuk melawannya.

b. Inokulasi (penyuntikan)

- Vaksin adalah kuman penyakit yang telah mati atau dilemahkan atau sari racun yang telah dikeluarkan dari kuman itu. Sari racun disebut toksoid.

Suntikan dilakukan dengan cara memasukkan langsung vaksin/serum ke dalam pembuluh darah.

- Serum adalah bagian darah yang diambil dari manusia atau hewan yang mengandung antitoksin. Misalnya serum anti tetanus dibuat dalam tubuh kuda.

Dengan cara-cara inilah daya tahan tubuh dapat menjadi kebal terhadap suatu penyakit. Cara ini disebut imunisasi. Imunisasi yaitu cara membuat tubuh menjadi kebal terhadap penyakit.

Kekebalan tubuh dapat dibedakan menjadi:

a. Kekebalan alami, yaitu kekebalan seseorang yang diperoleh tanpa mengalami infeksi. Infeksi ialah masuknya kuman ke dalam tubuh. Kekebalan alami didapat semenjak lahir.

b. Kekebalan buatan, yaitu kekebalan yang diperoleh dengan melalui imunisasi (member kekebalan secara sengaja).

Kekebalan buatan dibedakan lagi menjadi kekebalan aktif yaitu antibody terbentuk dengan cara masuknya kuman penyakit (infeksi) atau vaksinasi.

Kekebalan pasif yaitu antibody yang telah terbentuk langsung dimasukkan ke dalam tubuh untuk membantu menyerang kuman penyakit. Kekebalan pasif diberikan melalui penyuntikan serum yang mengandung antitoksin.

Contoh kekebalan aktif:

o Vaksinasi cacar.

o Vaksinasi BCG (Bacillus de Calmette et Guerin).

o Vaksinasi TCD (Thyphus, Cholera, Dysentri).

Contoh kekebalan pasif:

o Serum anti tetanus.

o Serum anti difteri.

o Serum anti rabies.

  1. Pemberantasan Penyakit

Pemberantasan terhadap penyakit dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:

a. Menjaga kebersihan lingkungan baik di dalam maupun di luar rumah:

i. Bersih dari kotoran dan sampah.

ii. Tidak membiarkan air tergenang agar tidak menjadi tempat bertelur nyamuk.

b. Memutuskan daur hidup sumber penyakit:

i. Abatisasi yaitu memasukkan zat abate ke dalam air, agar jentik-jentik nyamuk mati.

ii. Pemberantasan nyamuk secara kimia dengan insektisida, dan secara biologis dengan hewan lain (misalnya: cecak).

c. Memberikan pengobatan:

i. Segera memberi obat merah (mercurochrom) pada luka ringan, agar tidak terjadi infeksi.

ii. Menggunakan tablet atau suntikan, sebaiknya dengan petunjuk dokter, terutama untuk obat antibiotika. Antibiotika adalah obat yang mampu melawan hamper semua jenis bakteri. Pertama ditemukan oleh Alexander Fleming dari Inggris. Contoh: Penicillin, Streptomycin, Kemicitin, Tetracyclin, Ampicillin.

Antibiotika berbeda-beda kemampuannya dalam memerangi penyakit, sehingga bila takarannya tidak tepat, tidak akan berhasil dengan baik. Selain itu dapat, menimbulkan akibat sampingan yang bisa menyebabkan kematian.

Sumber: Jusupadi,dkk.1990.Penuntun Pelajaran Biologi.Bandung:Lubuk Agung

Selasa, 29 Juni 2010

Pengalamanku



Hari ini saya belajar membuat Blog, ternyata membuat Blog itu sangat mudah.
Oh ya, saya Dewi Sakura Queen, saya mahasiswi STIKes Dharma Husada Bandung, dan lebih dikenal dengan singkatan SDHB.